VIVAnews - Terbakarnya KRI Klewang menyisakan
kontroversi. Mekanisme pembelian "kapal siluman" yang diklaim antiradar
ini dipertanyakan. Sebab, kapal tersebut masih bersifat prototipe,
pembuatannya belum final.
"Mengapa belum final dibuat kita sudah
membelinya," ujar Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin di Gedung DPR,
Jakarta, Senin 1 Oktober 2012.
"Ternyata izin belum disetujui oleh PT Lundin Industry Invest di Jerman. Ini kan kerja sama," Hasanuddin menambahkan.
Oleh
sebab itu, TB Hasanuddin mendesak agar dilakukan investigasi untuk
menyelidiki kemungkinan adanya kesalahan konstruksi. "Misalnya alat
pemadam kebakaran belum terpasang. Itu bagian dari kapal tempur yang
tidak bisa dipisahkan, tapi secara tergesa-gesa akan diserahterimakan,"
ungkap Hasanuddin.
Dia mengakui memang DPR sudah menyetujui
anggaran pembelian kapal cepat rudal yang diproduksi di dalam negeri
ini. Pemerintah, akan membeli 4 unit kapal ini.
"Harganya
sekitar Rp114 miliar. Yang perlu diperdalam adalah kapal yang belum
final itu apakah seharga itu? Tim dari BPK harus mengecek harga-harga
itu," kata dia.
Sebelumnya, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono mengatakan pembuatan KRI Klewang memang belum sempurna.
peralatan pencegahan kebakaran di KRI Klewang juga belum sempurna. Hal
inilah yang menyebabkan api tidak segera bisa dipadamkan.
Namun,
Agus membantah kapal ini telah menjadi TNI AL sepenuhnya. Menurut Agus,
kapal ini masih menjadi tanggung jawab konstruktornya. Sebab, statusnya
masih uji coba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar